Cerpen : Kamu dan Kopi adalah Candu - Karya Ilham KM

   

 Di keheningan malam dengan bercahaya lampu kecil, aku masih terduduk di kursi kamar dengan ditemani buku dan secangkir kopi. Ku baca dan ku pahami lembar demi lembar buku itu dan, aku sela dengan menyruput kopi di cangkir itu. Nikmat tak terkira membaca buku dengan menyeruput kopi. Hal - hal seperti ini yang membuatku senang dalam menghabiskan waku malam. Kopi; kau membuat candu diriku akan kenikmatan setiap seruputanmu. Ada yang aneh dengan pikiranku saat aku menyeruput kopi malam ini. Setiap aku menyeruput kopi itu aku sempat berikir " sungguh nikmat bila ada yang menemaniku meminum kopi ". Entah kenapa muncul pemikiran seperti itu, mungkin karena kenikmaatan kopi itu atau karena diriku yang sudah lama sendiri.
     Memang aku sudah lama sendiri setelah kepergian Sonia untuk selama - lamanya. Ya Sonia adalah paarku, ia adalah sosok yang sangat tau diriku, sifat sabar dan ke ibuannya yang membuat aku menyukai dirinya. Tapi, Sonia sudah pergi jauh dari kehidupan kita. Ia sudah meninggalkan kita dari 2 tahun yang lalu. Sudahlah tak perlu menceritakan Sonia terlalu panjang, karena aku tahu Sonia meceritakan tntangnya tidak akan membuat ia kembali, ia sudah tenang disisi-Nya.
     Ku tengok ke arah jam dinding. Kuliat jam sudah menunjukan pukul satu dini hari. lantas aku pun me nutup buku, menghabiskan kopi itu dan tidur. 
     Saat ayam jantan mulai berkoko, aku segera bangkit dari tidurku dan membasuh muka agar aku bersemangat kembali. Pagi itu, aku harus pergi ke pasar untuk mengantarkan ibuku berbelanja. 
     "Halim.. ayo antar ibu ke pasar, keburu siang nanti sayurnya habis" kata ibu terdengar keras dari dap" 
     "Iya bu, Halim udah siap kok" sahutku.
     Tak lama aku dan ibu pun berangkat ke pasar mengendarai motor bututku. 10 menit perjalan rumah ke pasar. Sesampainya di pasar ibu lalu masuk ke kerumunan orang - orang itu. Sementara aku menunggu ibu di depan pasar. 
     "Kok, lama - lama dingin ya?" gumamku. Lantas aku pun pergi dan mencari warung kopi. Tak lama aku menemukan warung kopi di ujung pasar. Tak pikir panjang aku langsung memsan satu gelas kopi hangat. 
     "Bu, saya pesan wedang susu jahe hangat satu ya bu! di minum sini!" kata seorang perempuan yang mungkin seumuran denganku.
      Ku dengar suara itu dengan seksama, terdengar sangat lembut dan anggun, maka yang ada di dalam pikiranku adalah sosok perempuan yang cantik. Tak salah rupanya sosok yang berbicara tadi sangatlah cantik. aku terkagum saat melihat muka perempuan itu. Sungguh terkagum aku denngan parasnya. 
     "Maaf mas, bangku ini kosong kan?" tanya sosok itu padaku. 
     "Kosong mba" jawabku. maka ia sekarang duduk dibangku itu yang berada di depanku. 
    Sungguh saat itu aku tidak berani menghadap ke depanku, aku khawatir kalau dia malah terganggu oleh mataku. Ku seruput kopiku, sangat nikmat apalagi ada perempuan yang cantik di depanku. 
    "Mas, lagi nunggu istrinya belanja ya?" Tanya perempuan itu kepadaku. Lantas aku kaget mendengar pertanyaan itu. 
     "Engga mba, aku lagi nunggu ibu saya. Dan aku belum punya istri mba."jelasku.
     "Ohh, maaf mas. Aku kira sudah punya istri. Maaf mas, jadi ngga enak aku mas maaf" 
     Ya dari kejadian itu, aku dan dia terlibat dalam percakapan. Sungguh enak berbicara dengannya, sampai aku lupa aku sedang menunngu ibu berbelanja. Hasil dari percakapan ini, aku mengetahui namanya. Namanya yaitu Laras, dia tinggal di desa sebelah, dan saat itu ia juga sedang menunggu ibunya berbelanja. Ku lirik jam di handpone, dan jam sudah menunjukan pukul 07.30 pagi. Aku sepontan kaget, karena sudah lama aku disini dan aku lupa menjemput ibu. 
      "A..Aku pamit dulu ya.. pasti ibuku sudah menungguku" kataku gugup. Dan lantas aku membayar kopi itu dan pergi dari warung kopi itu.
     "Dari mana saja kamu hah...? ibu suruh nunggu di sini malah keluyuran.. udah setengah jam ibu nunggu kamu disini Halim..." kata ibuku demgan nada marah.
     "Maaf bu.. tadi Halim ke warung kopi ujung pasar, dingin soalnya tadi bu, ya udah pulang ayok bu"
     Akhirnya dengan muka kesalnya ibuku, kita pulang ke rumah. Di sepanjang jalan aku terpikirkan dengan paras Laras yang cantik. karena terlalu berpikiran tentang Laras, ibu yang sedang bercerita tentang harga sayuran di pasar tidak aku dengarkan. 
     Samapilah aku di depan rumah, aku turun dari motorku dan membawa benlanjaan ibu ke dapur. 
     "Bu, masak yang enak ya, hehehe" gurauku.
     Laras, Laras, Laras. Itu lah yang ada di pikiranku sekarang. Ah.. tanpa banyak berkhayal, aku yang sudah memiliki nomer WAnya langsung menge-chatnya. Seperti orang lainnya saat ber PDKT, pasti selalu mengawali dengan basa - basi. 
     "Assalamualaikum Laras. Ini aku Halim". Aku menunggu balasan darinya. Setelah sekitar 7 menit, Laras pun membalas chatku. Saat itu pula aku dan Laras, terlarut dalam percakapan melalui WA. Banyak yang kami bicarakan, walau pun sebenarnya tidak penting dibicarakan. 
     Dari waktu itu aku sudah terbiasa ber chat - chatan dengan Laras. Sampai bisa dibilang sudah akrab. Sudah ada satu bulan aku chatingan dengannya. Hingga suatu hari, aku memberanikan mengirimkan kalimat seperti ini "Kamu dan Kopi adalah Candu". Karena chat itu Laras pun bertanya - tanya.
     "Maksudnya apa lim?" tanyanya. Karena aku ingin menjelaskan secara langsung tidak melalui perantara, aku pun mengajaknya bertemu di Gubuk Kopi dekat Balai kota. Dan ia karena ingin tahu, maka ia mau bertemu dengaku.
     Saat hari H pertemuan itu. Aku sudah berencana memberanikan untuk menyampaikan apa yang aku pikirkan. Aku meminta ia memakai pakaian serba putih, dan ia pun meng iyakannya. begitu pula aku. 
     Di Gubuk Kopi, kini sudah ada aku dan dia dalam satu meja. Aku pun sudah memesankan untuk aku dan ia secangkir kopi. Laras terlihat anggun dan cantik bersinar saat memakai long-dress berwarna putih tulang. Sungguh luar biasa ciptaan Tuhan yang satu ini. 
     "Lim? apa maksudmu tentang pesan itu?" tanya Laras.
     "Sekarang kamu minum kopi itu dulu, dan akun akan jelaskan" pintaku. Setelah itu Laras meminum sedikit kopi itu, dan ku lihat ada cap merah di cangkir itu. 
     "Kamu tahu, ada dua hal yang membuta candu selain alkohol?" tanyaku ke Laras.
     "Tidak" katanya.
     "Dua hal yang membuat candu itu adalah Kopi dan Kamu. Mengapa karena orang sudah terbiasa meminum kopi akan candu dengan kopi, saat orang itu tidak tenang pasti ia akan menenangkan dengan kopi. Dan orang yang sedang jatuh cinta juga akan candu kepada orang ia cintai, ia akan selalu memikirkan orang yang dicintai, candu itu akan berujung rindu, obat rindu adalah bertemu. Dan saat ini canduku selain kopi adalah kamu. Aku candu kamu, dan aku cinta kamu. Apakah kamu juga mau bertukar candu denganku?" jelasku. mendengar itu, ia sempat bengong dan tak lama ia pun menjawab.
     "Kau mengatakan candu kepadakau? namun aku jelas tidak candu kepadamu. Melainkan aku cinta kepadamu. Aku tidak mau bertukar candu, tapi aku mau bertukar cinta denganmu"

     Sejak saat itu aku dan Laras berpacaran. Sekarang lengkap canduku yaitu; malam, buku, kopi dan Laras.
T A M A T
Yogyakarta, 15 November 2017
bertanda
Ilham Khofidurrozzak Muhammad


Salam literasi.
Mewujudkan Indonesia melek literasi

instagram : ilham_km12
twitter : @ilhamkhofiduro1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tiga Mantra Kehidupan.

SUSUNAN PENGURUS ROMANSAKA 2014/2015

Senandika 26