Terima Kasih atas Dunia dan Seisinya
Terkadang hal-hal yang ada hanya datang, lewat dan segera hilang.
Terkadang tak semua hal kita pahami keberadaannya.
Terkadang ada hal yang tak perlu kita hiraukan atas kehadirannya.
Perlu cukup waktu untuk memahami kode dari alam semesta. Begitu samar dan perlu dieja. Waktu yang diperlukan terkadang sia-sia, hilang tak terjaga.
Butuh waktu untuk menerima dan memahami apa yang diberikan Sang Pencipta. Butuh nafas yang panjang agar semua dapat tercerna. Terdiam mencari makna dalam setiap asa.
Begitukah rasa-rasa di Dunia?
Begitukah cara raga menerima?
Menerima bukanlah hal yang mudah. Menerima tak semudah membuka mata. Tapi proses menerima adalah sebuah rasa yang menjadi warna di Dunia.
Dunia tau semua rasa setiap manusia. Alam merekam semua lara manusia. Semesta menyimpan memori kala manusia ada. Manusia menjadi saksi atas hidupnya didunia.
Hidup tak lama. Tak banyak yang bisa dibawa. Cerita kala mereka lara tak terbawa sampai Nirwana. Lara, lara lara, itulah yang banyak dirasa.
Ketika lara menyala, kekuatan yang akan diterima. Proses didalamnya adalah nilai-nilai yang tak tersadari. Terkadang lebih banyak fokus kepada rasa lara, tanpa memikirkan pesan yang ada.
Semua proses yang manusia jalani akan bermuara pada muara-muara makna. Tinggal bagaimana cara mencerna, menjadikan semua menjadi makna. Atas semua proses manusia, perlu ada rasa mencintai diri sendiri.
Terima kasih,
Terima kasih atas perjalanan selama hidup dunia. Perlu banyak waktu dan pengorbanan. Perlu ada kesanggupan dan kesadaran. Menjalani perjalanan ini memang tak mudah.
27
Sudah lama bersua dengan alam dan dunia. Makna-makna telah tercipta. Terima kasih atas pengorbanan dan penantian yang tak sia-sia. Doaku hanya tetap sabar dan berusaha.
Pencapaian yang telah ada adalah secuil dari tujuan. Pencapaian hanyalah 1% dari usaha dan doa. Asa akan selalu ada dan tak pernah padam.
27
Terima kasih atas dunia dan seisinya. Yang membawa raga ini sanggup berjuang sampai sekarang. Terima kasih atas lelah dan lemah. Terima kasih atas gila dan lara. Terima kasih atas senyum dan bahagia. Terima kasih atas 27 lebih kenikmatan yang ada.
Perjalan kita masih panjang, mari bersama-sama mengahadapi dunia dan seisinya dengan tawa dan doa.
27 masih sendiri (emot nangis)

Komentar
Posting Komentar
Hallo terima kasih sudah membaca. Semoga bahagia!