Postingan

Menampilkan postingan dengan label Dinara

DINARA: RINDU TAK BERTUAN— CEPREN

Gambar
"Din, tolong bantu ibu melipat baju.." Dinara diam saja, tak menjawab perintah ibunya. "Din? Kamu kenapa, kok ibu panggil diam saja? "Emm, tidak bu. Dinar tadi tidak mendengar, maaf" "Ya sudah, sini bantu ibu melipat baju. Baju bapak dan bajumu banyak juga ternyata" "Iya bu." Rupanya ia masih terdiam. Ia masih memikirkan perkataan bapaknya yang tidak setuju dengan keinginannya untuk kuliah di Jepang. Kota Shibuya, kembali menjadi kota buram yang hanya ada pada lamunannya saja. *** Terdiamnya tadi, membawa ingatannya pada seseorang pada masa lalunya yang menceritakan tentang Shibuya. Dinara mengingat, orang itu menceritakannya dengan baik sehingga ia antusias mendengarnya. Orang itu begitu baiknya pada Dinara. Saat bercerita, orang itu selalu bersemangat seakan Shibuya adalah tempat yang ingin orang itu kunjungi. Bahkan orang itu pernah mengajaknya melihat video tentang Shibuya di laptopnya.  "Din, kelihatannya bila kita bisa ke Shibuya

DINARA: LAMUNAN— CERPEN

Gambar
     Berduduk di kasur dan memegang secarik kertas merupakan kegiatan yang hampir ia lakukan setiap malam. Sesekali ia menggerakkan pena di tangannya dan menggigit ujungnya. Tak jarang juga ia menatap kepada langit-langit yang tidak berplafon. Entah apa maksud dari itu semua. Bahkan sempat terlihat, ia tidak bergerak tapi matanya memandang kosong kepada kertas yang kosong di depannya.     Ia Dinara, gadis yang sedang menuju dewasa dengan segudang lamunan di otaknya. Setiap malam ia hampir terduduk berjam-jam di atas kasurnya tanpa bersuara. Ia selalu terlihat diam tanpa gerak dan kata. Ia hanya menggerakkan tangan dan jarinya saat menulis di secarik kertas itu. Entap apa yang ia tulis, tapi kegiatan itu cukup intens ia lakukan setiap malam.     Empat sampai lima jam ia habiskan setiap malam untuk melamun dan menulis di secarik kertas itu. Ibunya yang penasaran dengan kertas itu, selalu mencari setiap ia pergi keluar rumah. Tapi kertas itu tidak pernah ditemukan, entah dimana Dinara men