Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Jogja dan Segala Terima Kasih

Gambar
 Hallo Jogja, ini adalah tulisan lama yang aku bagikan kembali. 30 April 2021 adalah hari terakhir aku menjadi perantaumu. Sudah empat tahun aku menetap dalam rahimmu. Jujur saat itu, kaki ini berat untuk melangkah. Tangan serasa kaku memacu gas. Hati serta raga belum siap untuk beranjak dari tanahmu. Terima kasih atas semua momen yang kau izinkan untuk aku rasakan. Terima kasih atas segala hal baik yang pernah kau dekatkan. Terima kasih juga atas hal buruk yang telah membuatku sadar. Cuma mengingatkan kau takan begitu istimewa bila tak ada mereka di sekelilingku. Iya mereka, yang sudi menganggapku ada. Ada sesuatu hal yang ingin aku titipkan kepadamu. Simpanlah kenanganku bersamamu. Jagalah mereka yang selalu baik kepadaku. Sebagian mereka masih ada bersamamu. Tetaplah menjadi tempat ternyaman bagi aku dan mereka, agar aku masih bisa bertanya kepadamu tentang keadaan mereka. Semesta berharap, kau adalah alasan untuk aku dan mereka bisa bertemu kembali dan meramu masa lalu. Dan semoga

POV : SI JULI

Gambar
Ini lupa atau bagaimana, aku tak ternarasi hari ini. Apakah dia terlalu sibuk? Setiap hari dia hanya berjalan ke depan dan ke belakang, akhirnya tidur juga. Apa dia sedang tidak baik? Tidak mungkin, lihat pipinya mengembang seperti terkena ragi kue. Apa dia lupa? Sepertinya tidak mungkin, aku tahu dia selalu menanti pertemuan kita yang singkat ini. Ahh, biarlah kali ini aku saja yang bernarasi. Seminggu terakhir aku tahu dia selalu memikirkanku, memikirkan apa yang akan terjadi nantinya. Raut mukanya selalu terlihat biasa, tapi hati dan pikirannya selalu aku yang ada. Aku tahu persis apa yang dia rasakan, walaupun aku tak selalu bersamanya. Bahkan apa yang sedang ia resahkan aku tahu. Aku hanya tau tak bisa membantu. Sekarang sudah kesekian kalinya kita bertamu, dia selalu mengatakannya dengan "kepala dua koma tiga". Mungkin yang dimaksud adalah 23. Situasi yang sama terulang setiap tahunnya. Dia selalu bernarasi tentang aku dan pertemuan ini. Dia juga selalu menuliskan harap

DINARA: RINDU TAK BERTUAN— CEPREN

Gambar
"Din, tolong bantu ibu melipat baju.." Dinara diam saja, tak menjawab perintah ibunya. "Din? Kamu kenapa, kok ibu panggil diam saja? "Emm, tidak bu. Dinar tadi tidak mendengar, maaf" "Ya sudah, sini bantu ibu melipat baju. Baju bapak dan bajumu banyak juga ternyata" "Iya bu." Rupanya ia masih terdiam. Ia masih memikirkan perkataan bapaknya yang tidak setuju dengan keinginannya untuk kuliah di Jepang. Kota Shibuya, kembali menjadi kota buram yang hanya ada pada lamunannya saja. *** Terdiamnya tadi, membawa ingatannya pada seseorang pada masa lalunya yang menceritakan tentang Shibuya. Dinara mengingat, orang itu menceritakannya dengan baik sehingga ia antusias mendengarnya. Orang itu begitu baiknya pada Dinara. Saat bercerita, orang itu selalu bersemangat seakan Shibuya adalah tempat yang ingin orang itu kunjungi. Bahkan orang itu pernah mengajaknya melihat video tentang Shibuya di laptopnya.  "Din, kelihatannya bila kita bisa ke Shibuya